Senin, 11 Agustus 2014
Jumat, 01 Agustus 2014
KHUTBAH JUM'AT (ZAKAT HARAM)
ZAKAT BERMASALAH
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الَّذِي جَعَلَ رَمَضَانَ مِنْ أَفْضَلِ الْأَيَّامِ وَالشُهُوْرِ، وَأَتْبَعَهٗ بِالشَّوَّالِ فِيْهِ عِيْدُ الْفِطْرِ وَالسُّرُوْرُ. أَحْمَدُهٗ عَلَى جُوْدِهٖ بِمَنِّهٖ لِلصَّائِمِيْنَ بِمُضَاعَفَةِ الْأُجُوْرِ. وَيَخْرُجُوْنَ مِنَ الذُّنُوْبِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُمْ أُمَّهَاتُهُمْ هَدِيَّةً مِنَ الْعَزِيْزِ الْغَفُوْرِ. فَيَا فَوْزَ مَنِ اسْتَغْرَقَ أَيَّامَهٗ بِامْتِثَالِ الْأَوَامِرِ وَاجْتِنَابِ الْفُجُوْرِ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهٗ لَا شَرِيْكَ لَهٗ الْغَنِيُّ الشَّكُوْرُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهٗ وَرَسُوْلُهٗ أَفْضَلُ الْمَخْلُوْقَاتِ عَلَى الْإِطْلَاقِ وَأَصْلُ كُلِّ الْمَأْثُوْرِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى هٰذَا النَّبِيِّ الْڪَرِيْمِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ نِالَّذِي جَاءَ بِالْهِدَايَةِ وَالنُّوْرِ. وَعَلَى أٰلِهٖ وَأَصْحَابِهٖ الْمُشَبَّهِيْنَ فِي الْاِهْتِدَاءِ بِالْأَنْجُمِ الزُّهُوْرِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْإِخْوَانُ، اِتَّقُوا اللهَ فِي السِّرِّ وَالْعَلَانِ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِيْنَ: وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ
الْمُحْسِنِينَ
(134) أل عمران.
Hadirin sidang Jum’at .
رحمكم الله
Bulan ini adalah bulan Syawal, dimana eksistensi kita
dipertaruhkan setelah apa yang kita kerjakan selama Romadlon. Oleh karena itu,
marilah kita senantiasa menjaga dan meningkatkan kuwalitas Iman dan Taqwa kita pada Allahسبحانه وتعالى, baik
secara rahasia maupun terang-terangan. Allahسبحانه وتعالى Berfirman
dalam surat Ali ‘Imron ayat: 133-134:
وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ
الْمُحْسِنِينَ
(134) أل عمران.
“Dan
bergegaslah menuju Ampunan dari Tuhanmu, dan Syurga yang lebarnya selebar
langit dan Bumi, yang disiapkan untuk orang-orang yang bertaqwa. (yaitu) Mereka
yang senantiasa berinfaq (berbagi) dalam suka dan duka, dan menahan diri dari
amarah, dan memaafkan dari (kesalahan) manusia. Dan Allah Mencintai orang-orang
yang berbuat baik (Ihsan).”
Hadirin sidang Jum’at .
رحمكم الله
Akhir-akhir ini, marak terjadi sistem baru dalam
pembagian Zakat, dimana si pemberi Zakat mengundang para Faqir miskin untuk
datang ke rumahnya. Mereka
datang berbondong-bondong dan rela berdesak-desakan hanya demi lembaran rupiah
yang kalau ditimbang nilainya tidaklah sebanding dengan resiko yang mereka
hadapi. Tak jarang dari mereka yang jatuh pingsan bahkan meregang nyawa akibat keangkuhan
dari si kaya. Ya, keangkuhan yang menyebabkan ia enggan untuk mendatangi mereka
dalam menyelesaikan tugas kewajibannya menunaikan Zakat.
Sungguh
fenomena tragis yang memalukan, menghinakan sekaligus mencoreng citra Islam di
mata dunia. Fenomena yang lahir akibat kurangnya pemahaman agama, atau mungkin
akibat ego dan kesombongan karena ia merasa paling hebat. Ia seakan merasakan
kepuasan yang tiada tara melihat kehinaan para kaum Dlu’afa yang datang
berkumpul, berdesak-desakan dalam antrian, merintih panas dan perih dalam terik
mentari, menjerit sakit bahkan bertaruh nyawa dalam himpitan orang banyak. Rasa
bangga kala menyaksikan mereka yang saling berebut meraih lembaran hina yang ia
berikan. Padahal, yang ia keluarkan adalah kewajibannya yang
harus dipenuhi. Mereka yang diberi adalah perwakilan dari Allah untuk meluluskan
kewajiban tersebut. Dan dari mereka datangnya balasan Allah atas kewajiban yang
telah dipenuhi. Andai tanpa adanya faqir miskin, mungkinkah si kaya akan bisa
menunaikan kewajibannya untuk berzakat?
Hadirin sidang Jum’at .
رحمكم الله
Marilah sejenak kita bertafakkur, mempelajari, dan
memahami apa yang sebenarnya terjadi. Kalau kita keluarkan Zakat, itu
semata-mata suatu kewajiban yang akan berdampak positif bagi diri dan harta
kita. Zakat membersihkan hati dari sifat kikir, gila harta, dan sifat-sifat
lain yang tercela. Zakat membersihkan harta kita dari kekotoran bahkan bisa
menjadikan taraf ekonomi kita semakin meningkat. Zakat mendatangkan pahala yang
akan menjadi bekal kita untuk masuk ke dalam SyurgaNya. Dan masih banyak
Hikmah-hikmah lain dari Zakat dan Shodaqoh yang semua itu takan dapat kita raih
tanpa adanya Duta Allah yaitu kaum Dlu’afa`.
Kalau kita mau merenung, mereka memang butuh pemberian kita,
namun perlu kita ingat, dari mereka datang balasan Allah yang jauh lebih baik
dari apa yang kita berikan. Apa yang kita berikan pada mereka tidaklah sebaik
apa yang mereka bawa dari Allah. Cobalah kita sadar, siapa sebenarnya yang
lebih butuh: Kita yang berharap balasan Allah yang tiada tara, ataukah mereka
yang berharap secuil dari kelebihan kita? Siapa sebenarnya yang lebih baik: Kita
yang berzakat dan bershodaqoh yang tidak seberapa, ataukah mereka yang membawa
balasan dari Allah? Oleh karenanya Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda:
مَا الْمُعْطِي مِنْ سَعَةٍ بِأَفْضَلَ مِنَ الْأخِذِ إِذَا كَانَ مُحْتَاجًا. أخرجه: الطبراني عن ابن عمر، وأبو نعيم في الحلية عن أنس.
“Tidaklah orang
yang memberi dari kelapangan rizqi (karena mampu) itu lebih baik dari orang
yang mengambil (menerima) apabila ia butuh (karena tidak mampu).” HR: ATTHOBRONI
dari IBNU ‘UMAR, dan ABU NA’IM dari ANAS.
Kalau kita mau memahami dan menyadari Hadits Nabi
tersebut, maka kita akan tahu siapa sebenarnya yang harus datang: Kita atau
mereka? Oleh karena itu, dalam Zakat ada istilah ‘Amil. ‘Amil adalah orang yang
dipercaya untuk mengumpulkan Zakat, mendata mereka yang berhak menerima Zakat,
dan menyalurkannya pada mereka. Bukannya memanggil mereka untuk datang berbaris,
antri, dan berdesak-desakan. Inikah cara kita memperlakukan orang yang membawa
balasan lebih dari Allah? Dimana etika kita terhadap Duta Allah?
Hadirin sidang Jum’at .
رحمكم الله
Marilah kita mencoba menghayati penggalan firman Allah dari
surat Al-Baqoroh ayat 264:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ أٰمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى
“Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kalian merusak Shodaqoh kalian dengan mengungkit-ungkit
dan menyakiti.”
Di antara mengungkit-ungkit pemberian adalah menyebut-nyebut
apa yang kita berikan yang bisa membuat orang yang kita beri menjadi malu. Di antara
menyakiti dengan pemberian adalah mencela, meremehkan, dan menghinakan orang
yang kita beri. Dua faktor inilah yang menjadikan musnahnya Zakat dan Shodaqoh
kita, dan menjadi penghalang masuknya kita ke dalam Syurga, bahkan menyeret
kita ke dalam api neraka. Seperti yang diingatkan oleh Rosululloh صلى
الله عليه وسلم:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنَّانٌ، وَلَا عَاقٌّ، وَلَا مُدْمِنُ خَمْرٍ. أخرجه: النسائي عن ابن عمرو.
“Tidak akan
masuk Syurga orang yang suka mengungkit-ungkit pemberian, tidak juga orang yang
durhaka terhadap orang tua, dan tidak juga orang yang suka minum arak.” HR: ANNASA`I
dari IBNU ‘UMAR.
Jangan sampai tujuan Zakat yang semula untuk pemerataan sosial beralih fungsi
menjadi penghinaan massal dan menjatuhkan status sosial. Ironisnya, meski
korban nyawa kerap terjadi, praktek Zakat semacam ini seakan menjadi trend masa
kini. Dari tahun ke tahun kejadian yang sama terus dan terus terulang kembali.
Himbauan pemerintah dan sebagian ‘Ulama seakan tak mereka gubris. Tanpa sadar
mereka telah memasuki ranah Haram dan terperangkap dalam jebakan Syethan. Semoga
di masa yang kan datang, TRAGEDI ZAKAT BERDARAH jangan sampai terulang kembali.
Tujuan baik, akibat pelaksanaannya yang salah, apalagi
didasari oleh sikap tak terpuji, bisa menjerumuskan seseorang ke dalam lembah
kemungkaran. Syethan
laknat tak pernah berhenti menyusun strategi dan tipu muslihat dalam
menyesatkan umat manusia. Oleh
karena itu, untuk mencapai kesempurnaan amal, kita harus menyatukan tiga unsur
yang kita kenal dengan Rukun Agama, yaitu: IMAN, ISLAM dan IHSAN. IMAN adalah
landasan utama untuk menata niat dan tujuan kita. ISLAM adalah prosedur atau
aturan-aturan yang harus kita penuhi dalam beramal. Dan IHSAN adalah
penyempurna sekaligus pelindung amal dari kerusakan.
إِنَّ أَصْدَقَ الْڪَلَامِ وَخَيْرَ الْمَقَالِ، كَلَامُ اللهِ الْعَزِيْزِ الْمُتَعَالِ، وَخَيْرَ الْمُسْتَمِعِ مَنْ أَنْصَتَ وَمَالَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى وَبِقَوْلِهٖ يَهْتَدِي الْمُهْتَدُوْنَ: وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْأٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَأَنْصِتُوْا لَعَلَّڪُمْ تُرْحَمُوْنَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ وَّاللهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (261) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنًّا وَّلَا أَذًى لَّهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (262) قَوْلٌ مَّعْرُوفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَّتْبَعُهَا أَذًى وَّاللهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ (263) البقرة.
“Perumpamaan mereka yang membelanjakan hartanya di
jalan Allah (sesuai aturan Allah) bagaikan sebutir biji yang menumbuhkan tujuh
tangkai, yang di setiap tangkainya terdapat seratus biji. Dan Allah akan
Melipat gandakan bagi mereka yang dikehendakiNya. Dan Allah Maha Luas lagi Maha
Mengetahui. Mereka yang membelanjakan hartanya di jalan Allah, kemudian tidak
mengikut sertakan apa yang mereka belanjakan dengan mengungkit-ungkit dan
menyakiti, (maka) bagi mereka pahala mereka di sisi Tuhan mereka. Tiada ketakutan
atas mereka dan tidaklah mereka akan bersusah hati. Ucapan yang baik dan
mengampuni (memaafkan orang lain) itu lebih baik dari pada Shodaqoh yang
diikuti dengan menyakiti. Dan Allah Maha Kaya lagi Maha Pemurah.” Al-Baqoroh
ayat 261-263.
وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
الخطبة
الثانية فى ڪل الجمعة
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي جَعَلَ يَـوْمَ الْجُمْعَةِ مِنْ أَفْضَلِ الْأَيَّامِ وَالْأَعْيَادِ. وَخَصَّهٗ بِسَاعَةِ نِالدُّعَاءُ فِيْـهَا مُجَابٌ مَّسْمُوْعٌ لِّلْحَاضِرِ وَالْبَادِ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهٗ لَا شَرِيْكَ لَهٗ. رَبُّ الْعِبَادِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهٗ وَرَسُوْلُهٗ. أَشْرَفُ الْعُّـبَّادِ وَالزُّهَّادِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ، عَلَى نَبِيِّكَ الْڪَرِيْمِ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ نِالْهَادِيْ إِلَى سَبِيْلِ الرَّشَادِ. وَعَلَى أٰلِهٖ الطَّاهِرِيْنَ. وَأَصْحَابِهٖ الْمُخْتَارِيْنَ. وَعَلَى التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَـوْمِ التَّنَادِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّـهَا النَّاسُ، اتَّقُوْا اللهَ لَيْلًا وَّنَـهَارًا. وَاذْكُـرُوْهُ ذِكْـرًا كَـثِيْرًا. وَأَڪْثِرُوْا مِنَ الصَّلَاةِ عَلَى نَبِيِّهٖ يُعَظِّمْكُمْ بِـهَا أَجْرًا. وَقَالَ تَعَالَى مُخْبِرًا لَّـكُمْ وَأٰمِرًا: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَـتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّـهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَـمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْـرَاهِيْمَ وَعَلَى أٰلِ سَيِّدِنَا إِبْـرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَـمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا
إِبْـرَاهِيْمَ
وَعَلَى أٰلِ سَيِّدِنَا إِبْـرَاهِيْمَ. فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ. وَصَلِّ اللّٰهُمَّ عَلَى أَنْبِيَائِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَائِڪَتِكَ الْمُقَـرَّبِيْنَ، وَعَلَى أَهْلِ طَاعَتِكَ أَجْمَعِيْنَ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنْ أَهْلِ الْخِلَافَةِ وَمُسْتَحِقِّهَا بِالتَّحْقِيْقِ، أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ سَيِّدِنَا أَبِيْ بَڪْرِ نِالصِّدِّيْقِ. وَعَنِ الْحَلِيْمِ الْأَوَّابِ، النَّاطِقِ بِالصَّوَابِ، أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ سَيِّدِنَا عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ. وَعَنْ ذِيْ النُّوْرَيْنِ وَالْبُرْهَانِ، جَامِعِ سُوَرِ الْقُـرْأٰنِ، أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ سَيِّدِنَا عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ. وَعَنْ لَّيْثِ بَـنِيْ غَالِبٍ، إِمَامِ الْمَشَارِقِ وَالْمَغَارِبِ، أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ سَيِّدِنَا عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ. وَعَنِ السِّتَّةِ الْبَرَرَةِ، الَّذِيْنَ هُمْ تَمَامُ الْعَشَرَةِ، وَعَنْ سَيِّدَةِ نِسَاءِ الْعَالَمِيْنَ، فَاطِمَةَ بِنْتِ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ. وَعَنِ السَّيِّدَيْنِ الْـكَرِيْـمَيْنِ، الْقَمَرَيْنِ النَيِّرَيْنِ، أَبِيْ محُمَدَّ نِالْحَسَنِ وَأَبِيْ عَبْدِ اللهِ الْحُسَيْنِ. وَعَنْ بَقِـيَّةِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ. وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، وَتَابِعْ بَـيْنَنَا وَبَـيْنَهُمْ بِالْخَيْرَاتِ. وَأَصْلِحِ اللّٰهُمَّ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، وَأُمَرَاءَنَا وَقُضَّاتَـنَا، وحُڪَّامَنَا وَعُلَمَاءَنَا، صَلَاحًا تَامًّا وَاجْعَلْنَا هَادِيْنَ مُهْـتَدِيْنَ. اَللّٰـهُمَّ أَصْلِحْ مَنْ فِيْ صَلَاحِهٖ صَلَاحُ الْمُسْلِمِيْنَ. وَأَهْلِكْ مَنْ فِيْ هَلَاكِهٖ صَلَاحُ الْمُسْلِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْبَلَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَجَمِيْعَ الْأَمْرَاضِ وَمَوْتَ الفَجْأَةِ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ، وَالْقَحْطَ وَالْجَدْبَ، وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً، وَّمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكِ الْـكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَـوْمِ الدِّيْنِ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَنَا أَعْدَاءَ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ هٰذِهٖ الْبَلْدَةَ بَلْدَةً طَيِّبَةً، أٰمِنَةً مُّطْمَئِنَّةً رَّاخِيَةً، تَجْرِيْ فِيْهَا أَحْكَامُكَ وَسُنَّةُ رَسُوْلِكَ. اَللّٰهُمَّ اقْضِ حَاجَاتِنَا يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ، وَأَجِبْ دَعَوَاتِنَا يَا مُجِيْبَ الدَّعَوَاتِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ، وَإِيْتَائِ ذِى الْقُرْبَى وَيَـنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْڪَرِ وَالْبَغْيِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّڪُمْ تَذَڪَّرُوْنَ. فَاذْڪُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْڪُرْكَمْ. وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نَعْمَائِهٖ يَـزِدْكُمْ. وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهٖ يُعْطِكُمْ. وَلَذِكْـرُ اللهِ أَڪْبَرُ.
Langganan:
Postingan (Atom)