Pasang BENNER dan dapatkan dolar tiap kunjungan. Mau...? klik DI SINI

Referral Banners

Jumat, 01 Agustus 2014

KHUTBAH JUM'AT (ZAKAT HARAM)

ZAKAT BERMASALAH
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الَّذِي جَعَلَ رَمَضَانَ مِنْ أَفْضَلِ الْأَيَّامِ وَالشُهُوْرِ، وَأَتْبَعَهٗ بِالشَّوَّالِ فِيْهِ عِيْدُ الْفِطْرِ وَالسُّرُوْرُ. أَحْمَدُهٗ عَلَى جُوْدِهٖ بِمَنِّهٖ لِلصَّائِمِيْنَ بِمُضَاعَفَةِ الْأُجُوْرِ. وَيَخْرُجُوْنَ مِنَ الذُّنُوْبِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُمْ أُمَّهَاتُهُمْ هَدِيَّةً مِنَ الْعَزِيْزِ الْغَفُوْرِ. فَيَا فَوْزَ مَنِ اسْتَغْرَقَ أَيَّامَهٗ بِامْتِثَالِ الْأَوَامِرِ وَاجْتِنَابِ الْفُجُوْرِ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهٗ لَا شَرِيْكَ لَهٗ الْغَنِيُّ الشَّكُوْرُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهٗ وَرَسُوْلُهٗ أَفْضَلُ الْمَخْلُوْقَاتِ عَلَى الْإِطْلَاقِ وَأَصْلُ كُلِّ الْمَأْثُوْرِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى هٰذَا النَّبِيِّ الْڪَرِيْمِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ نِالَّذِي جَاءَ بِالْهِدَايَةِ وَالنُّوْرِ. وَعَلَى أٰلِهٖ وَأَصْحَابِهٖ الْمُشَبَّهِيْنَ فِي الْاِهْتِدَاءِ بِالْأَنْجُمِ الزُّهُوْرِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْإِخْوَانُ، اِتَّقُوا اللهَ فِي السِّرِّ وَالْعَلَانِ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِيْنَ: وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (134) أل عمران. 
Hadirin sidang Jum’at  . رحمكم الله
Bulan ini adalah bulan Syawal, dimana eksistensi kita dipertaruhkan setelah apa yang kita kerjakan selama Romadlon. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa menjaga dan meningkatkan kuwalitas Iman dan Taqwa kita pada Allahسبحانه وتعالى, baik secara rahasia maupun terang-terangan. Allahسبحانه وتعالى Berfirman dalam surat Ali ‘Imron ayat: 133-134:
وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (134) أل عمران. 
“Dan bergegaslah menuju Ampunan dari Tuhanmu, dan Syurga yang lebarnya selebar langit dan Bumi, yang disiapkan untuk orang-orang yang bertaqwa. (yaitu) Mereka yang senantiasa berinfaq (berbagi) dalam suka dan duka, dan menahan diri dari amarah, dan memaafkan dari (kesalahan) manusia. Dan Allah Mencintai orang-orang yang berbuat baik (Ihsan).”
Hadirin sidang Jum’at  . رحمكم الله
Akhir-akhir ini, marak terjadi sistem baru dalam pembagian Zakat, dimana si pemberi Zakat mengundang para Faqir miskin untuk datang ke rumahnya. Mereka datang berbondong-bondong dan rela berdesak-desakan hanya demi lembaran rupiah yang kalau ditimbang nilainya tidaklah sebanding dengan resiko yang mereka hadapi. Tak jarang dari mereka yang jatuh pingsan bahkan meregang nyawa akibat keangkuhan dari si kaya. Ya, keangkuhan yang menyebabkan ia enggan untuk mendatangi mereka dalam menyelesaikan tugas kewajibannya menunaikan Zakat.
Sungguh fenomena tragis yang memalukan, menghinakan sekaligus mencoreng citra Islam di mata dunia. Fenomena yang lahir akibat kurangnya pemahaman agama, atau mungkin akibat ego dan kesombongan karena ia merasa paling hebat. Ia seakan merasakan kepuasan yang tiada tara melihat kehinaan para kaum Dlu’afa yang datang berkumpul, berdesak-desakan dalam antrian, merintih panas dan perih dalam terik mentari, menjerit sakit bahkan bertaruh nyawa dalam himpitan orang banyak. Rasa bangga kala menyaksikan mereka yang saling berebut meraih lembaran hina yang ia berikan. Padahal, yang ia keluarkan adalah kewajibannya yang harus dipenuhi. Mereka yang diberi adalah perwakilan dari Allah untuk meluluskan kewajiban tersebut. Dan dari mereka datangnya balasan Allah atas kewajiban yang telah dipenuhi. Andai tanpa adanya faqir miskin, mungkinkah si kaya akan bisa menunaikan kewajibannya untuk berzakat?
Hadirin sidang Jum’at  . رحمكم الله
Marilah sejenak kita bertafakkur, mempelajari, dan memahami apa yang sebenarnya terjadi. Kalau kita keluarkan Zakat, itu semata-mata suatu kewajiban yang akan berdampak positif bagi diri dan harta kita. Zakat membersihkan hati dari sifat kikir, gila harta, dan sifat-sifat lain yang tercela. Zakat membersihkan harta kita dari kekotoran bahkan bisa menjadikan taraf ekonomi kita semakin meningkat. Zakat mendatangkan pahala yang akan menjadi bekal kita untuk masuk ke dalam SyurgaNya. Dan masih banyak Hikmah-hikmah lain dari Zakat dan Shodaqoh yang semua itu takan dapat kita raih tanpa adanya Duta Allah yaitu kaum Dlu’afa`.
Kalau kita mau merenung, mereka memang butuh pemberian kita, namun perlu kita ingat, dari mereka datang balasan Allah yang jauh lebih baik dari apa yang kita berikan. Apa yang kita berikan pada mereka tidaklah sebaik apa yang mereka bawa dari Allah. Cobalah kita sadar, siapa sebenarnya yang lebih butuh: Kita yang berharap balasan Allah yang tiada tara, ataukah mereka yang berharap secuil dari kelebihan kita? Siapa sebenarnya yang lebih baik: Kita yang berzakat dan bershodaqoh yang tidak seberapa, ataukah mereka yang membawa balasan dari Allah? Oleh karenanya Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda:
مَا الْمُعْطِي مِنْ سَعَةٍ بِأَفْضَلَ مِنَ الْأخِذِ إِذَا كَانَ مُحْتَاجًا. أخرجه: الطبراني عن ابن عمر، وأبو نعيم في الحلية عن أنس.
“Tidaklah orang yang memberi dari kelapangan rizqi (karena mampu) itu lebih baik dari orang yang mengambil (menerima) apabila ia butuh (karena tidak mampu).” HR: ATTHOBRONI dari IBNU ‘UMAR, dan ABU NA’IM dari ANAS.
Kalau kita mau memahami dan menyadari Hadits Nabi tersebut, maka kita akan tahu siapa sebenarnya yang harus datang: Kita atau mereka? Oleh karena itu, dalam Zakat ada istilah ‘Amil. ‘Amil adalah orang yang dipercaya untuk mengumpulkan Zakat, mendata mereka yang berhak menerima Zakat, dan menyalurkannya pada mereka. Bukannya memanggil mereka untuk datang berbaris, antri, dan berdesak-desakan. Inikah cara kita memperlakukan orang yang membawa balasan lebih dari Allah? Dimana etika kita terhadap Duta Allah?
Hadirin sidang Jum’at  . رحمكم الله
Marilah kita mencoba menghayati penggalan firman Allah dari surat Al-Baqoroh ayat 264:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ أٰمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian merusak Shodaqoh kalian dengan mengungkit-ungkit dan menyakiti.”
Di antara mengungkit-ungkit pemberian adalah menyebut-nyebut apa yang kita berikan yang bisa membuat orang yang kita beri menjadi malu. Di antara menyakiti dengan pemberian adalah mencela, meremehkan, dan menghinakan orang yang kita beri. Dua faktor inilah yang menjadikan musnahnya Zakat dan Shodaqoh kita, dan menjadi penghalang masuknya kita ke dalam Syurga, bahkan menyeret kita ke dalam api neraka. Seperti yang diingatkan oleh Rosululloh صلى الله عليه وسلم:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنَّانٌ، وَلَا عَاقٌّ، وَلَا مُدْمِنُ خَمْرٍ. أخرجه: النسائي عن ابن عمرو.
“Tidak akan masuk Syurga orang yang suka mengungkit-ungkit pemberian, tidak juga orang yang durhaka terhadap orang tua, dan tidak juga orang yang suka minum arak.” HR: ANNASA`I dari IBNU ‘UMAR.
Jangan sampai tujuan Zakat yang semula untuk pemerataan sosial beralih fungsi menjadi penghinaan massal dan menjatuhkan status sosial. Ironisnya, meski korban nyawa kerap terjadi, praktek Zakat semacam ini seakan menjadi trend masa kini. Dari tahun ke tahun kejadian yang sama terus dan terus terulang kembali. Himbauan pemerintah dan sebagian ‘Ulama seakan tak mereka gubris. Tanpa sadar mereka telah memasuki ranah Haram dan terperangkap dalam jebakan Syethan. Semoga di masa yang kan datang, TRAGEDI ZAKAT BERDARAH jangan sampai terulang kembali.
Tujuan baik, akibat pelaksanaannya yang salah, apalagi didasari oleh sikap tak terpuji, bisa menjerumuskan seseorang ke dalam lembah kemungkaran. Syethan laknat tak pernah berhenti menyusun strategi dan tipu muslihat dalam menyesatkan umat manusia. Oleh karena itu, untuk mencapai kesempurnaan amal, kita harus menyatukan tiga unsur yang kita kenal dengan Rukun Agama, yaitu: IMAN, ISLAM dan IHSAN. IMAN adalah landasan utama untuk menata niat dan tujuan kita. ISLAM adalah prosedur atau aturan-aturan yang harus kita penuhi dalam beramal. Dan IHSAN adalah penyempurna sekaligus pelindung amal dari kerusakan.  
إِنَّ أَصْدَقَ الْڪَلَامِ وَخَيْرَ الْمَقَالِ، كَلَامُ اللهِ الْعَزِيْزِ الْمُتَعَالِ، وَخَيْرَ الْمُسْتَمِعِ مَنْ أَنْصَتَ وَمَالَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى وَبِقَوْلِهٖ يَهْتَدِي الْمُهْتَدُوْنَ: وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْأٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَأَنْصِتُوْا لَعَلَّڪُمْ تُرْحَمُوْنَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ وَّاللهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (261) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنًّا وَّلَا أَذًى لَّهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (262) قَوْلٌ مَّعْرُوفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَّتْبَعُهَا أَذًى وَّاللهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ (263) البقرة.
“Perumpamaan mereka yang membelanjakan hartanya di jalan Allah (sesuai aturan Allah) bagaikan sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, yang di setiap tangkainya terdapat seratus biji. Dan Allah akan Melipat gandakan bagi mereka yang dikehendakiNya. Dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui. Mereka yang membelanjakan hartanya di jalan Allah, kemudian tidak mengikut sertakan apa yang mereka belanjakan dengan mengungkit-ungkit dan menyakiti, (maka) bagi mereka pahala mereka di sisi Tuhan mereka. Tiada ketakutan atas mereka dan tidaklah mereka akan bersusah hati. Ucapan yang baik dan mengampuni (memaafkan orang lain) itu lebih baik dari pada Shodaqoh yang diikuti dengan menyakiti. Dan Allah Maha Kaya lagi Maha Pemurah.” Al-Baqoroh ayat 261-263.  

وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ


الخطبة الثانية فى ڪل الجمعة
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي جَعَلَ يَـوْمَ الْجُمْعَةِ مِنْ أَفْضَلِ الْأَيَّامِ وَالْأَعْيَادِ. وَخَصَّهٗ بِسَاعَةِ نِالدُّعَاءُ فِيْـهَا مُجَابٌ مَّسْمُوْعٌ لِّلْحَاضِرِ وَالْبَادِ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهٗ لَا شَرِيْكَ لَهٗ. رَبُّ الْعِبَادِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهٗ وَرَسُوْلُهٗ. أَشْرَفُ الْعُّـبَّادِ وَالزُّهَّادِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ، عَلَى نَبِيِّكَ الْڪَرِيْمِ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ نِالْهَادِيْ إِلَى سَبِيْلِ الرَّشَادِ. وَعَلَى أٰلِهٖ الطَّاهِرِيْنَ. وَأَصْحَابِهٖ الْمُخْتَارِيْنَ. وَعَلَى التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَـوْمِ التَّنَادِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّـهَا النَّاسُ، اتَّقُوْا اللهَ لَيْلًا وَّنَـهَارًا. وَاذْكُـرُوْهُ ذِكْـرًا كَـثِيْرًا. وَأَڪْثِرُوْا مِنَ الصَّلَاةِ عَلَى نَبِيِّهٖ يُعَظِّمْكُمْ بِـهَا أَجْرًا. وَقَالَ تَعَالَى مُخْبِرًا لَّـكُمْ وَأٰمِرًا: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَـتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّـهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَـمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْـرَاهِيْمَ وَعَلَى أٰلِ سَيِّدِنَا إِبْـرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَـمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْـرَاهِيْمَ وَعَلَى أٰلِ سَيِّدِنَا إِبْـرَاهِيْمَ. فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ. وَصَلِّ اللّٰهُمَّ عَلَى أَنْبِيَائِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَائِڪَتِكَ الْمُقَـرَّبِيْنَ، وَعَلَى أَهْلِ طَاعَتِكَ أَجْمَعِيْنَ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنْ أَهْلِ الْخِلَافَةِ وَمُسْتَحِقِّهَا بِالتَّحْقِيْقِ، أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ سَيِّدِنَا أَبِيْ بَڪْرِ نِالصِّدِّيْقِ. وَعَنِ الْحَلِيْمِ الْأَوَّابِ، النَّاطِقِ بِالصَّوَابِ، أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ سَيِّدِنَا عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ. وَعَنْ ذِيْ النُّوْرَيْنِ وَالْبُرْهَانِ، جَامِعِ سُوَرِ الْقُـرْأٰنِ، أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ سَيِّدِنَا عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ. وَعَنْ لَّيْثِ بَـنِيْ غَالِبٍ، إِمَامِ الْمَشَارِقِ وَالْمَغَارِبِ، أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ سَيِّدِنَا عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ. وَعَنِ السِّتَّةِ الْبَرَرَةِ، الَّذِيْنَ هُمْ تَمَامُ الْعَشَرَةِ، وَعَنْ سَيِّدَةِ نِسَاءِ الْعَالَمِيْنَ، فَاطِمَةَ بِنْتِ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ. وَعَنِ السَّيِّدَيْنِ الْـكَرِيْـمَيْنِ، الْقَمَرَيْنِ النَيِّرَيْنِ، أَبِيْ محُمَدَّ نِالْحَسَنِ وَأَبِيْ عَبْدِ اللهِ الْحُسَيْنِ. وَعَنْ بَقِـيَّةِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ. وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، وَتَابِعْ بَـيْنَنَا وَبَـيْنَهُمْ بِالْخَيْرَاتِ. وَأَصْلِحِ اللّٰهُمَّ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، وَأُمَرَاءَنَا وَقُضَّاتَـنَا، وحُڪَّامَنَا وَعُلَمَاءَنَا، صَلَاحًا تَامًّا وَاجْعَلْنَا هَادِيْنَ مُهْـتَدِيْنَ. اَللّٰـهُمَّ أَصْلِحْ مَنْ فِيْ صَلَاحِهٖ صَلَاحُ الْمُسْلِمِيْنَ. وَأَهْلِكْ مَنْ فِيْ هَلَاكِهٖ صَلَاحُ الْمُسْلِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْبَلَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَجَمِيْعَ الْأَمْرَاضِ وَمَوْتَ الفَجْأَةِ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ، وَالْقَحْطَ وَالْجَدْبَ، وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً، وَّمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكِ الْـكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَـوْمِ الدِّيْنِ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَنَا أَعْدَاءَ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ هٰذِهٖ الْبَلْدَةَ بَلْدَةً طَيِّبَةً، أٰمِنَةً مُّطْمَئِنَّةً رَّاخِيَةً، تَجْرِيْ فِيْهَا أَحْكَامُكَ وَسُنَّةُ رَسُوْلِكَ. اَللّٰهُمَّ اقْضِ حَاجَاتِنَا يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ، وَأَجِبْ دَعَوَاتِنَا يَا مُجِيْبَ الدَّعَوَاتِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ، وَإِيْتَائِ ذِى الْقُرْبَى وَيَـنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْڪَرِ وَالْبَغْيِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّڪُمْ تَذَڪَّرُوْنَ. فَاذْڪُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْڪُرْكَمْ. وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نَعْمَائِهٖ يَـزِدْكُمْ. وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهٖ يُعْطِكُمْ. وَلَذِكْـرُ اللهِ أَڪْبَرُ.