Pasang BENNER dan dapatkan dolar tiap kunjungan. Mau...? klik DI SINI

Referral Banners

Rabu, 30 April 2014

KHUTBAH JUM'AT (PELAKU KEHIDUPAN)

PELAKU KEHIDUPAN
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ تَفَضَّلَ عَلَيْنَا بِأَنْوَاعِ النِّعَمِ الصِّغَارِ وَالْـكِـبَارِ، فَلَا يَـزَالُ يُفِـيْضُ فَضْلَهٗ وَجُوْدَهٗ وَكَرَمَهٗ وَلَا يَحُوْلُهٗ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ. أَحْمَدُهٗ عَلَى تَحْوِيْلِ الْأَوْقَاتِ بِقُدْرَتِهٖ، وَتَفْرِيْقِهَا بِالْأَيَّامِ وَالْأَشْهُرِ وَالسَّنَوَاتِ بِإِرَادَتِهٖ، فَيَا فَوْزَ مَنْ أَفْنَاهَا فِي التَّقْوَى وَالطَّاعَةِ وَلَمْ يَلْتَفِتْ إِلَى الْأَغْيَارِ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهٗ لَا شَرِيْكَ لَهٗ، الْمُنْفَرِدُ بِالْـكِبْرِيَاءِ لِأَنَّهٗ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهٗ وَرَسُوْلُهٗ، الْمُنْتَشِرُ شَرِيْعَتُهٗ بِجَمِيْعَ الْبَوَادِيْ وَالْأَمْصَارِ. شَهَادَةَ الْمُوَحِّدِيْنَ الْمُسْتَقِـيْمِيْنَ الْمَوْعُوْدِيْنَ بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نُوْرِ الْأَنْوَارِ، وَسِرِّ الْأَسْرَارِ وَطِرِيَاقِ الْأَغْيَارِ، وَمِفْتَاحِ بَابِ الْيَسَارِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ نالْمُخْتَارِ، وَعَلَى أٰلِهٖ الْأَطْهَارِ وَأَصْحَابِهٖ الْأَخْيَارِ، عَدَدَ مَا طَارَ فِي الْهَوَاءِ وَدَبَّ فِي الْبَرِّ وَغَاصَ فِي الْبِحَارِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيًّـهَا الْإِخْوَانُ، اتَّـقُوا اللهَ فِي السِّرِّ وَالْعَلَانِ، فِيْ أَيِّ مَكَانٍ وَّزَمَانٍ.
Hadirin sidang Jum’at .رَحِمَكُمُ اللهُ
Marilah kita senantiasa meningkatkan kuwalitas dan kuwantitas Taqwa dan Iman kita pada Allah سبحانه وتعالى, baik di kala sendiri maupun banyak orang, dimanapun dan kapanpun. Luruskan niyat dan satukan tujuan dalam melangkah semata-mata hanya mengharap Ridlo Allah demi mencapai kebahagiaan yang haqiqi di Akhirat nanti. Seperti Firman Allah dalam surat Al Qoshosh ayat 77:
وَابْتَغِ فِيْمَا أٰتَاكَ اللهُ الدَّارَ الْأٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَـمَا أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِؕ إِنَّ اللهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ. القصص: ٧٧
“Dan carilah pada apa yang telah Allah Anugerahkan padamu untuk (kebahagiaan) negeri Akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Jadi jelas, tujuan hidup yang sebenarnya adalah mencapai keberhasilan yang abadi, kehidupan yang akan kita temui kelak setelah mati. Meskipun demikian kita harus ingat, bahwa Allah telah menganugerahkan kehidupan dan menanamkan rasa dalam diri kita di dunia ini, maka nikmatilah. Kita memiliki perut, keluarga, dan lingkungan, maka jagalah. Inilah maksud dari Firman Allah:
  وَأَحْسِنْ كَـمَا أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِؕ إِنَّ اللهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ.
”dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Namun, semua itu janganlah membuat kita lupa pada tujuan hidup yang sebenarnya. Jadikanlah segala yang kita temu dan kita rasakan di dunia ini sebagai sarana untuk mencapai kebahagiaan kelak di Akhirat nanti. Dunia hanyalah persinggahan, bukan tujuan
Hadirin sidang Jum’at .رَحِمَكُمُ اللهُ
            Imam Al Ghozali berkata dalam karya monumentalnya Ihyaa` ‘Uluumiddin:
اِعْلَمْ أَنَّ الْمُرِيْدَ لِحَرْثِ الْأٰخِرَةِ السَّالِكَ لِطَرِيْـقِهَا لَا يَخْلُوْ عَنْ سِتَّةِ أَحْوَالٍ: فَإِنَّهٗ إِمَّا عَابِدٌ، وَإِمَّا عَالِمٌ، وَإِمَّا مُتَعَلِّمٌ، وَإِمَّا وَالٍ، وَإِمَّا مُحْتَرِفٌ، وَإِمَّا مُوَحِّدٌ مُسْتَغْرِقٌ بِالْوَاحِدِ الصَّمَدِ عَنْ غَيْرِهٖ.
“Ketahuilah, orang yang menghendaki ladang Akhirat, yang menelusuri jalannya, tidak lepas dari enam golongan:
1.  اَلْعَابِدْ )orang yang menghabiskan waktunya hanya untuk ibadah). Pada zaman Rosululloh ada shohabat yang dalam sehari membaca Tasbih sebanyak 12.000x bahkan ada yang sampai 30.000x. Ada yang sholat sebanyak 300 roka’at, ada yang 600 bahkan sampai 1.000 roka’at. Ada yang membaca Al Qur`an dalam sehari semalam 1x khataman bahkan ada yang 2x khataman. Dan banyak lagi cara mereka dalam menghabiskan waktu hanya untuk beribadah.
2.    اَلْعَالِمْ (orang yang menghabiskan waktunya hanya untuk memberikan manfa’at pada orang lain dengan ilmunya melalui fatwa-fatwa, pengajian, ataupun karya-karya mereka). Mereka nyaris tidak memiliki waktu untuk melakukan kegiatan selain rutinitas tersebut. Inilah yang terbaik bagi mereka dibanding sholat, puasa, dzikir, atau amal ibadah yang lainnya, tentunya selain dari sholat 5 waktu beserta sunnah Rowwatibnya dan ibadah wajib yang lain. 
3.  اَلْمُتَعَلِّمْ (para pelajar, khususnya yang mempelajari ilmu-ilmu agama). Mereka adalah kader-kader bangsa yang akan menjadi pewaris ‘Ulama dan para ilmuwan. Masa depan bangsa kita terletak pada pundak mereka.
4.   اَلْوَالِي ( orang yang mengemban amanat untuk kemaslahatan umat seperti: pemimpin bangsa, politisi, keamanan, kepolisian, kejaksaan, dsb). Dikala mereka menjalankan tugas kenegaraan berdasarkan Iman dan Taqwa, maka itulah sebaik-baik amal ‘ibadah mereka. 
5.  اَلْمُحْتَرِفْ (para pekerja, karyawan, usahawan, dsb). Landasilah segala usaha dan pekerjaan mereka dengan Iman dan Taqwa, dan pergunakan hasil usahanya untuk amal dan ibadah.
6.   اَلْمُوَحِّدُ الْمُسْتَغْرِقُ بِالْوَاحِدِ الصَّمَدِ عَنْ غَيْرِهٖ (orang yang menghabiskan waktunya hanya untuk menyatukan segenap jiwa, raga, dan rasa, hanya untuk berhadapan dengan Allah). Mereka adalah orang-orang yang telah sampai pada derajat Ma’rifat Billaah.
Hadirin sidang Jum’at .رَحِمَكُمُ اللهُ
Bagi mereka yang masuk ke dalam golongan ke 1, 2, 3, dan 6, harus membuang jauh-jauh sifatطَمَعْ  ( mengharap pemberian orang). Sebab apabila kita sudah mengambil keputusan untuk terjun pada salah satu dari 4 golongan tersebut, maka konsekuensinya adalah harus mempertebal تَوَكَّلْ dan menanamkan sifat قَـنَاعَةْ (menerima segala pembarian Allah tanpa rasa mengeluh). Bagi yang masuk ke dalam golongan yang ke 4 dan ke 5, mereka harus bisa menyempatkan waktu untuk berdzikir, menghadiri majlis-majlis Ta’lim, untuk menghidupkan ruh-ruh keimanan, mengingat posisi yang mereka tempati sarat intrik dan tipu muslihat. Dan jangan pernah menutup mata untuk memperhatikan keempat golongan yang lain, sebab tanpa mereka hidup kita akan hampa.
            Dari keenam golongan tersebut, masing-masing jangan ada yang merasa paling baik. Mereka saling mengisi satu sama lain. Jangan pernah berfikir picik atau memandang sebelah mata pada mereka yang tidak memiliki kesempatan untuk bekerja dan menghabiskan waktu hanya untuk ngaji, dzikir, atau lainnya. Tidak menutup kemungkinan kesuksesan yang kita raih adalah imbas dari keberkahan yang mereka tebar melalui kegiatan keagamaan yang mereka jalani. Seperti kisah yang terjadi pada zaman Rosul صلى الله عليه وسلم, dalam sebuah hadits shohih yang diriwayatkan oleh Imam Attirmidzi dan Imam Al Hakim:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كَانَ أَخَوَانِ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَـكَانَ أَحَدُهُمَا يَأْتِي النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْأٰخَرُ يَحْتَرِفُ. فَشَكَى الْمُحْتَرِفُ أَخَاهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: لَعَلَّكَ تُـرْزَقُ بِهٖ. رَوَاهُ التِّرْمِذِيْ وَالْحَاكِمُ.
Ada dua orang bersaudara pada zaman Rosululloh صلى الله عليه وسلم, yang mana salah satunya selalu mendatangi Rosululloh صلى الله عليه وسلم (untuk mengaji dan berdzikir), sementara yang lainnya menghabiskan waktunya untuk bekerja, maka si pekerja tersebut mengadukan perihal saudaranya (yang tidak membantu bekerja demi kebutuhan mereka berdua) pada Rosul, maka Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda: “Jangan-jangan / siapa tahu / bisa jadi kamu di beri rizqi sebab dia.”
Atau, maksud dari sabda Nabi tersebut kalau ditafsirkan lebih dalam lagi adalah: “Bukannya kamu yang memberi dia makan, tapi justru dialah yang memberimu makan.”
Jangan merendahkan mereka yang banyak menghabiskan waktu hanya untuk urusan Duniawi. Sebab tanpa mereka, roda kehidupan takan berputar. Kewajiban para Pemuka Agama adalah mengingatkan mereka akan kewajiban-kewajiban yang harus mereka jalani, bukan menghinakan, atau memanfaatkan demi sesuap nasi. Sirami mereka dengan nasihat-nasihat yang bermanfaat.
إِنَّ أَصْدَقَ الْـكَلَامِ وَخَيْرَ الْمَقَالِ، كَلَامُ اللهِ الْعَزِيْزِ الْمُتَعَالِ، وَخَيْرَ الْمُسْتَمِعِ مَنْ أَنْصَتَ وَمَالَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى وَبِقَوْلِهٖ يَـهْتَدِي الْمُهْتَدُوْنَ: وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْأٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَأَنْصِتُوْا لَعَلَّـكُمْ تُـرْحَمُوْنَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَافَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَائِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِي الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوْا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ. التوبة: ١٢٢.

“Tidak sepatutnya bagi mu’minin itu pergi semuanya (ke medan perang / merantau / bekerja). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang (dan menyisakan beberapa orang) untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu menjadi takut (akan Tuhannya)."
 وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ