Pasang BENNER dan dapatkan dolar tiap kunjungan. Mau...? klik DI SINI

Referral Banners

Selasa, 29 Juli 2014

MENGUAK FILOSOFI IDUL FITRI

IDUL FITRI = KETUPAT LEBARAN
IDUL FITRI di negara kita identik dengan KETUPAT yang memiliki nilai filosofi tinggi. KETUPAT diambil dari kata: KETemU paPAT (bertemunya perkara empat). yaitu:

1. LEBARAN, dari kata LEBAR (jawa=selesai).
IDUL FITRI adalah hari raya bagi mereka yang baru saja menyelesaikan tugas-tugasnya selama ROMADLON. Hanya mereka yang berpuasa, berTARAWIH, berTADARRUS, dan beramal sholihlah yang pantas merayakan hari raya. Sungguh memalukan mereka yang bergembira ria pada hari raya sementara mereka tidak tahu apa kewajibannya pada bulan ROMADLON.

2. LEBURAN, dari kata LEBUR.
IDUL FITRI adalah hari dimana kita melebur semua salah dan dosa. Peleburan dosa yang dijanjikan Allah bagi mereka yang mau berpuasa dan berTARAWIH pada bulan ROMADLON. Dalam puasa dan TARAWIH, terdapat makna yang mendalam. Sudahkah kita memahami dan menjalani makna dibalik keduanya? Pantaskah kita bergembira ria sementara dosa kita masih menumpuk? Yakinkah kita akan terhapusnya dosa sementara kita tidak bisa mengekang nafsu dan tidak mampu bersatu dalam kebaikan? Hilangkan dendam yang bersarang dalam dada. Mari kita saling memaafkan dan bersatu dalam kata: ISLAM.

3. LABURAN, dari kata LABUR.
IDUL FITRI adalah hari dimana kita melabur (menghias diri) dengan hal-hal yang lebih baik. Laburan yang telah kita jalani selama ROMADLON. Lantunan ayat-ayat AL-QUR`AN, Masjid dan Musholla yang dipenuhi jama’ah, tradisi makan bersama dalam berbuka puasa, dan segala keindahan hari-hari ROMADON hendaknya menjadi hari-hari kita selanjutnya.

LUBERAN, dari kata LUBER (jawa=tumpah).
IDUL FITRI adalah hari dimana ROHMAT ALLAH tercurah saat itu. Hari dimana kita saling berbagi. ZAKAT FITRAH hanyalah langkah awal tumbuhnya kasih sayang terhadap sesama. ALLAH tak pernah pandang bulu dalam mencurahkan RAHMATNya di dunia. Tak malukah kita andai masih tertanam dalam dada hitung-hitungan dalam berbagi KaruniaNya?

IDUL FITRI adalah awal dari kita melangkah meniti hari berpedoman 4 kata yang terikat dalam simbol KETUPAT. Apalah arti IDUL FITRI andai hari-hari kedepannya kita tidak mau berLEBARAN (menyelesaikan tugas-tugas hidup), berLEBURAN (memohon ampun dan memaafkan terhadap sesama), berLABURAN (berakhlak baik), dan berLUBERAN (saling berbagi).

By: ABI KAYIS AL-MAHDAWY

Semoga Bermanfa’at.

Sabtu, 26 Juli 2014

KHUTBAH IDUL FITRI 2014

بسم الله الرحمن الرحيم
الخطبة الأولى لعيد الفطر
يكبر تسع مرات ثم يقول: لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد. الله أكبرُ عَدَدَ مَا صَامَ صَائِمٌ وَأَفْطَرَ، الله أكبر عَدَدَ مَا هَلَّلَ مُهَلِّلٌ وَكَبَّرَ، الله أكبر عَدَدَ مَا الْتَزَمَ الْمُلْتَزَمُ، الله أكبر عَدَدَ مَا أُفِيْضَ هُنَاكَ مِنْ عِبْرَةٍ وَنَدَمَ. الله أكبر الله أكبر الله أكبر ، لا إله إلا الله والله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد. الحمد لله الذي سَهَّلَ لِلعِباد طَريقَ العِبادةِ وَيَسَّرَ. وَأَفَاضَ عليهم مِنْ خَزَائنِ جُوْدِه التي لا تُحْصَرُ. وَجَعَلَ لهم عِـيْدًا يَعُوْدُ في كُلَّ عامٍ ويَتَكَرَّرَ. نَـقَّاهم بِه مِنَ الذُّنُوْب وَطَهَّرَ. أَحْمَدُه سبحانه على نِعَمِه التي لا تُحْصَرُ. وأشكره وهو الْمُسْتَحِقُّ لِأَنْ يُحْمَدَ ويُشْكَرَ. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له خَلَقَ فَقَدَّرَ، وأشهد أن سيدَنا محمدا عبدُه ورسولُه صاحِبُ اللِّوَاء وَالْكَوْثَرِ. اللهم صل وسلم، على النبي الطَّاهِرِ الْمُطَهَّرِ، سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه الْمُشَبَّهِيْنَ بِالْأَنْجُمِ حَوْلَ الْقَمَرِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّـهَا الْإِخْوَانُ، اِتَّـقُوا اللهَ فِي السِّرِّ وَالْعَلَانِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ هٰذَا الْيَوْمَ يَوْمُ السَّعِيْدِ، يَوْمُ الْعِيْدِ، لِمَنِ اتَّـقَى اللهَ فِيْمَا يُـبْدِي وَيُعِيْدُ.
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
Hadirin Jama’ah ‘Iidul Fithri  . رحمكم الله
Marilah kita senantiasa meningkatkan kuwalitas Iman dan Taqwa kita pada Allahسبحانه وتعالى. Baik secara rahasia maupun terang-terangan. Hari ini adalah hari raya ‘Idul Fithri. Hari berbahagia yang senantiasa dinanti oleh seluruh Umat Islam di segala penjuru dunia. Kebahagiaan yang hanya pantas diraih oleh mereka yang lulus dalam menghadapi ujian selama bulan Romadlon. Hari ini adalah awal bulan Syawal, bulan evaluasi diri setelah apa yang kita kerjakan sebelumnya. Syawal adalah awal pembuktian diri dari apa yang telah kita tanam selama Romadlon.
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
Hadirin Jama’ah ‘Iidul Fithri  . رحمكم الله
Kalau kita mau Tafakkur dan belajar pada alam sekitar, ternyata yang melakukan puasa bukan hanya manusia. Binatangpun banyak yang melakukan puasa dengan maksud dan tujuan yang berbeda. Salah satu diantaranya adalah ulat. Ia berpuasa tidak hanya menahan diri dari lapar dan dahaga. Puasa merupakan perjalanan spiritualnya dalam rangka pendekatan diri pada Sang maha Pencipta. Kepompong yang menutup seluruh tubuh adalah benteng utama dari pengaruh alam sekitar. Sungguh suatu proses Taqorrub yang sempurna dan patut dicontoh oleh kita. Ulat yang serius dalam bertaqorrub merubah banyak struktur tubuh yang ada pada dirinya. Totalitasnya dalam berpuasa melahirkan jati diri dan kepribadian yang baru. Ia bukan lagi seekor ulat yang dulu menjijikkan, melainkan seekor kupu-kupu yang indah dan menyenangkan. Suatu pelajaran bagi kita, bahwa puasa bukan semata-mata menahan lapar dan dahaga. Puasa adalah kendali diri dari hawa nafsu. Puasa adalah proses pendekatan diri terhadap Sang Maha Pencipta. Puasa adalah benteng dari berbagai macam maksiat dan dosa. Puasa proses reformasi total. Reformasi fisik, norma, dan mental sepiritual. Puasa meningkatkan kuwalitas dan kuwantitas Iman dan Taqwa. Puasa membentuk kepribadian baru yang lebih baik dari sebelumnya. 
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
Hadirin Jama’ah ‘Iidul Fithri  . رحمكم الله
Banyak perubahan yang terjadi pada ulat setelah berpuasa. Kalau dulu ia makan dedaunan yang pahit, kini setelah menjadi kupu-kupu yang ia makan hanyalah sari-sari bunga yang manis. Kalau dulu ia dibenci karena dianggap hama yang merusak, kini ia disukai karena keindahannya bahkan membantu proses fotosintetis pada bunga yang dihinggapinya. Begitupun dengan kita. Kalau dulu kita masih suka makan makanan Syubhat dan Haram, setelah berpuasa yang kita makan hanyalah makanan yang benar-benar halal. Kalau dulu kita bekerja dengan menghalalkan segala cara, kini kita harus lebih selektif dalam mencari rizqi. Kalau dulu kita sering merugikan orang, kini kita harus lebih banyak melakukan hal-hal yang lebih bermanfa’at bagi orang lain. Setelah berpuasa kita harus lebih baik dari sebelumnya. Dengan puasa kita buang segala prilaku buruk. Dengan puasa kita tutup dosa-dosa dengan kebaikan. Semoga kita masuk dalam sabda Nabi:
من صام رمضان إيمانًا واحتسابًا غفر اللهُ له ما تقدم من ذنبه. أخرجه: البخاري، ومسلم، وأبو داود، والترمذي، والنسائي عن أبي هريرة.
“Barang siapa yang berpuasa pada bulan Romadlon atas dasar Iman dan berharap balasan dari Allah, maka Allah akan Mengampuninya apa yang telah lalu dari dosanya.”
            Kalau dulu ulat hanyalah hewan melata yang lemah dan menjijikkan, kini ia memiliki sayap yang indah yang bisa membawanya terbang lincah diantara bunga-bunga di taman dan memiliki kaki-kaki yang kokoh dan kuat. Kalau dulu kita masih berat dan malas dalam beramal, kini kita harus lebih ringan dalam menanam benih-benih kebaikan. Lebih giat lagi dalam beribadah. Kokoh dan kuat dalam memegang hukum-hukum Syari’at Islam. Kupu-kupu memiliki mata yang jernih, lebar, dan tajam. Memiliki sepasang antena yang membuatnya lebih awas dan sensitif terhadap gerak gerik yang ada di sekitarnya. Seperti halnya kita yang harus lebih jeli dalam membedakan mana yang halal dan yang haram. Memiliki kepekaan sosial yang tinggi dibanding sebelumnya. Puasa dengan landasan Iman yang kuat, akan meningkatkan Kuwalitas dan kuwantitas Taqwa kita pada Allah سبحانه وتعالى. seperti FirmanNya dalam surat Al-Baqoroh ayat: 183:
يَا أَيُّـهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ ڪَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّڪُمْ تَـتَّقُوْنَ (183)
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, seperti halnya (puasa) telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian. Agar kalian semua bertaqwa.”
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
Hadirin Jama’ah ‘Iidul Fithri  . رحمكم الله
Selain ulat, ayampun puasa. Dari puasanya ia menghasilkan telur yang berguna bagi kesehatan. Dari puasanya ia melahirkan anak-anak ayam yang baru. Namun puasanya tak bisa merubah jati dirinya. Ia tetaplah seekor ayam yang hidup dalam kesendirian hingga maut menjemput. Telur yang dihasilkan diambil orang. Anak ayam yang dilahirkan perlahan pergi meninggalkan dirinya. Suatu gambaran bagi orang yang tidak total dalam menjalankan Ibadah puasa. Sebulan penuh ia menahan lapar dan haus, namun apa yang dihasilkannya menguap seiring berjalannya waktu. Ini yang digambarkan oleh Nabi dalam sabdanya:
رُبَّ صائمٍ ليس له من صِيامِه إلا الجوعُ. أخرجه ابن ماجه والنسائي عن أبى هريرة.
“Banyak orang yang berpuasa ( namun ) tidak ada baginya dari hasil puasanya selain lapar.”
            Ularpun puasa dalam rangka proses penggantian kulit. Dari puasanya ia menghasilkan sosok baru yang lebih muda dan kuat. Namun ia tidak bisa merubah jati diri dan kepribadiannya. Ia tetaplah seekor hewan melata yang berbahaya bahkan lebih ganas dari sebelumnya. Suatu gambaran dari kita yang gagal dalam berpuasa. Setelah sebulan berpuasa, kita sambut ‘Idul Fithri dengan gembira. Semangat baru lahir dengan adanya segala sesuatu yang serba baru. Namun semua itu tidak bisa menghasilkan jati diri dan pribadi yang baru. Kegembiraan hanya berlangsung sesaat. Kita tetap seperti dulu bahkan lebih buruk dari sebelumnya. نعوذ بالله من ذلك.
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
Hadirin Jama’ah ‘Iidul Fithri  . رحمكم الله
Romadlon adalah proses metamorfosa kita. Syawal adalah saatnya kita merenung berhasil atau tidaknya kita melewati proses tersebut. Apakah kita mengikuti jejak ulat yang berhasil merubah dirinya menjadi kupu-kupu? Ataukah kita mengikuti jejak ayam yang hidup dalam kesendirian dan membiarkan hasil puasanya hilang begitu saja? Ataukah kita berlaku seperti ular yang selama hidup menyimpan bisa yang mematikan?
Dalam sebuah hadits yang panjang Nabi bersabda:
وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ، وَالصَّبْرُ ثَوَابُهٗ الْجَنَّةُ. وَشَهْرُ الْمُوَاسَاةِ. أخرجه ابن خزيمة، والبيهقى فى شُعَب الإيمان.
“Romadlon adalah bulan kesabaran dan sabar balasannya adalah syurga. ( Romadlon ) adalah bulan proses penyempurnaan.”
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
Hadirin Jama’ah ‘Iidul Fithri  . رحمكم الله
Puncak dari keberhasilan dalam berpuasa adalah memperoleh kebahagiaan Dunia dan Akhirat. Kebahagiaan bisa didapat apabila kita memiliki kriteria yang ada dalam surat Al A’la ayat 14-15:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى (١٤) وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهٖ فَصَلَّى (١٥)
“Sungguh berbahagia orang yang bisa membersihkan diri (dari sifat-sifat tercela) dan senantiasa mengingat Tuhannya lalu mendirikan Sholat.”
Sebagian ‘Ulama ahli tafsir mengartikan dua ayat tersebut dengan: “Sungguh berbahagia orang yang (setelah berpuasa) mengeluarkan zakat fithrah dan berdzikir (Takbiran) lalu melaksanakan Sholat ‘Iid berjama’ah.”
Zakat fithrah adalah langkah awal membentuk pribadi dermawan yang perduli terhadap sesama. Takbiran adalah pengingat hati agar kita senantiasa mengingat Allah dalam setiap saat. Sholat ‘Iid berjama’ah adalah lambang kebersamaan dan persatuan. Jangan ada lagi perpecahan di antara umat Islam. Bulan kemarin kita mungkin terpecah hanya karena beda pilihan, kini saatnya kita bersatu kembali dalam satu tujuan. Inilah salah satu ma’na yang tersirat dari do’a yang sering kita ucapkan di hari raya:
مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ. تَقَـبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ. كُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ.
“Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang yang kembali fitrah dan memperoleh kebahagiaan. Semoga Allah menerima amal kita semua. Sepanjang tahun semoga kita senantiasa dalam kebaikan.”
إِنَّ أَصْدَقَ الْكَلَامِ وَخَيْرَ الْمَقَالِ، كَلَامُ اللهِ الْعَزِيْزِ الْمُتَعَالِ، وَخَيْرَ الْمُسْتَمِعِ مَنْ أَنْصَتَ وَمَالَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى وَبِقَوْلِهٖ يَـهْتَدِي الْمُهْتَدُوْنَ: وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْأٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَأَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُلا أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ.


وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.