Pasang BENNER dan dapatkan dolar tiap kunjungan. Mau...? klik DI SINI

Referral Banners

Rabu, 05 Agustus 2015

KHUTBAH JUM'AT MENJELANG PILWU

بسم الله الرحمن الرحيم
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَحْمُوْدِ بِقُدْرَتِهٖ، الَّذِيْ أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِأَنْوَاعِ النِّـعَمِ بِجُوْدِهٖ وَڪَرَمِهٖ. نَحْمَدُهٗ حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ الشَّاكِرِيْنَ عَلَى نِعَمِهٖ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهٗ لَا شَرِيْكَ لَهٗ. كُلُّ شَيْءٍ يَجْرِيْ بِقَضَائِهٖ وَقَدَرِهٖ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهٗ وَرَسُوْلُهٗ، الصَّادِقُ الْأَمِيْنُ فِيْ أَقْوَالِهٖ وَأَحْوَالِهٖ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ، عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ نِالْمَبْعُوْثِ مِنْ بَنِيْ هَاشِمٍ، أَفْضَلِ الْخَلْقِ عَلَى الْإِطْلَاقِ، جَاءَ مِنْ رَّبِّهٖ بِأَمْرٍ طِبَاقٍ، خَاتِمُ النُّـبُوَّةِ وَالرِّسَالَةِ بِيَدِهٖ. وَعَلَى أٰلِهٖ وَأَصْحَابِهٖ، وَالتَّابِعِيْنَ سُنَّتَهٗ إِلَى يَوْمِ لِقَائِهٖ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّـهَا الْحَاضِرُوْنَ، اتَّـقُوا اللهَ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّـقُوْنَ.
            Hadirin Sidang Jum’at  رحمكم الله.
            Marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas dan kuantitas Taqwa kita pada Allah سبحانه وتعالى. Sebab hanya Taqwalah yang akan membawa kita menuju kebahagiaan yang haqiqi. Allah سبحانه وتعالى berfirman dalam surat Ali ‘Imron ayat 104:
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ أُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ. أل عمران: ١٠٤
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru/mengajak kepada kebaikan/ kesejahteraan, menyuruh kepada kebajikan/ma'ruf, dan mencegah dari kejahatan/kemunkaran. Dan Mereka adalah orang-orang yang beruntung.”
            Hadirin Sidang Jum’at  رحمكم الله.    
            Kalau kita pelajari, dalam ayat tersebut, Allah سبحانه وتعالى menempatkan 3 komponen Bangsa yang menjadi kunci dari sukses atau tidaknya Bangsa itu sendiri. 1. Orang-orang menuntun kita menuju kesejahteraan Bangsa, yaitu para Pejabat, Politisi, Pemimpin, atau Pengusaha. 2. Orang orang yang membimbing kita menuju kekuatan spiritual (kebajikan / ma’ruf) dalam meniti hari menuju kebahagiaan Haqiqi, yaitu para ‘Ulama, Ustadz, atau Kiyai. 3. Orang-orang yang bertanggung jawab atas stabilitas keamanan, yaitu para penegak hukum.
Dari ketiga komponen bangsa tersebut, tidak ada tokoh idola yang patut dijadikan contoh dan panutan selain baginda kita Nabi Besar Muhammad صلى الله عليه وسل. Selain seorang Rosul, beliau juga seorang pemimpin yang arif dan bijaksana. Rosul seorang Kholifah yang sangat sederhana dan senantiasa memikirkan rakyatnya. Kearifan dan kebijakannya menghantarkan bangsa Arab menuju kesejahteraan yang merata pada saat itu. Kesederhanaan dan kedekatannya dengan rakyat kecil menjadikan namanya senantiasa dikenang sepanjang zaman. Sebagai penasehat spiritual beliau sangat halus dan lembut dalam membimbing umat. Dalam mengajak kebajikan Rosul tidak menggunakan kata-kata kotor, kasar, atau apapun yang bersifat profokasi yang melahirkan radikalisme dan tindakan anarkih. Beliau juga seorang penegak hukum yang tegas dan seorang perwira gagah berani yang disegani kawan maupun lawan.
Hadirin Sidang Jum’at  رحمكم الله.    
            Tidak lama lagi kita akan merayakan pesta Demokrasi, yaitu pemilihan calon pemimpin Desa kita tercinta. Marilah moment penting ini kita manfaatkan untuk mencoba mengaplikasikan sifat-sifat Nabi Besar Muhammad صلى الله عليه وسل, sebagai bukti nyata kekaguman dan cinta kita padanya. Siapapun calon pemimpin yang akan dipilih, dan siapapun calon pemilih, marilah berpedoman pada 4 sifat yang dimiliki oleh Para Rosul;
1.    صديق (jujur/benar).
Siapapun calon pemimpinnya, tanamkan niat baik dalam hati anda, untuk memimpin rakyat dalam kebenaran. Berprilakulah jujur dalam menarik simpati masyarakat. Patuhi prosedur dalam merekrut massa. Bersiaplah untuk jujur dalam memimpin. Dan siapapun calon pemilih, pilihlah calon pemimpin manapun yang menurut hati nuraninya akan bisa membawa kemajuan desa ini. Pilihlah calon pemimpin atas dasar pilihan sendiri, bukan karena adanya intimidasi atau tekanan dari fihak manapun. PILWU adalah hak setiap warga yang berkepentingan. Siapapun tidak memiliki hak memaksakan pilihannya. Jangan karena sesuatu hal lantas kita bertentangan dengan hati nurani, karena itu berarti kita tidak jujur dengan diri kita sendiri. Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda:
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَـهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَـهْدِى إِلَى الْجَنَّةَ. الحديث. أَخْرَجَهٗ: أَحْمَدُ فِي مُسْنَدِهٖ وَالْبُخَارِي فِى الْأَدَبِ وَمُسْلِمٌ وَالتُّرْمُذِي عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ. حَدِيْثٌ حَسَنٌ.
“Tetaplah kamu dalam kejujuran. Karena sesungguhnya kejujuran itu menunjukkaan jalan kebaikan. Dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan jalan ke syurga.”
2.    أمانة (kepercayaan/titipan).
Siapapun calon pemimpinnya, tanamkan kepercayaan di hati masyarakat, bahwa anda siap untuk mengemban amanah dari Allah, bisa dipercaya untuk membangun desa ini selangkah lebih maju. Jangan mengobral janji kalau tidak ditepati dan hanya untuk mengelabui. Dan siapapun calon pemilih, pilihanmu adalah kepercayaanmu, tempatmu menitipkan masa depan. Ingatlah sabda Rosul صلى الله عليه وسل:
لَا إِيمانَ لِمَنْ لَا أَمَانَةَ لَهٗ وَلَا دِيْنَ لِمَنْ لَا عَهْدَ لَهٗ. الحديث. أخرجه: الطبراني عن ابن مسعود.
“Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki amanah, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janji.”
3.    تبليغ (menyampaikan).
Siapapun calon pemimpinnya, bersiaplah untuk menyampaikan amanah yang akan diembannya. Apapun yang sampai pada anda untuk rakyat, jangan diputus di tengah jalan. Jangan biarkan, apa lagi membuat kebocoran-kebocoran di segenap saluran pembangunan. Biarkan mata air sejahtera mengalir deras tanpa adanya hambatan, hingga sampai pada titik terendah. Tersenyumlah dikala melihat rakyat kecil merasakan kesegaran pagi, ketika mereka mereguk sejuknya kesejahteraan hidup. Ingatlah firman Allah dalam surat Annisaa` ayat 58:
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوْا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَن تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ. الأية: النساء ٥٨
“Sesungguhnya Allah menyuruh kalian semua untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kalian semua) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kalian semua menetapkan hukum dengan adil.”
Dan siapapun calon pemilih, sampaikanlah kepercayaanmu dengan memilih salah satu calon yang bisa dipercaya untuk membawa desa ini. Jangan ada yang golput, karena memiliki pemimpin yang amanah adalah hakmu, dan memilihnya adalah kewajibanmu.
4.    فطانة (cerdas).
Siapapun calon pemimpinnya, pandai-pandailah dalam menarik simpati masyarakat. Bersiap- siaplah untuk mengasah intelektual dalam mengatur dan memanage desa ini. Anda takan mampu menyampaikan amanah tanpa adanya kecerdasan. Kecerdasan dibutuhkan untuk memprogram pembangunan demi kemajuan, bukan untuk membodohi rakyat kecil. Dan siapapun calon pemilih, pandai-pandailah untuk memilih, siapa yang layak untuk memimpin desa ini. Tentukan pilihan atas dasar pemikiran, bukan karena apa yang telah didapatkan.      
Hadirin Sidang Jum’at  رحمكم الله.    
            PILWU bukan ladang perpecahan. PILWU adalah untuk memperkuat persatuan, seperti bersatunya kita kala sholat berjamaah di masjid sekarang ini. PILWU untuk menyatukan tujuan dalam kebersamaan, seperti kebersamaan kita kala menghadap qiblat, berharap ridlo dan ampunan Tuhan, meski berbeda apa yang kita kenakan. Pilihan boleh berbeda, tapi tujuan tetap sama, yaitu berharap mendapatkan pemimpin yang terbaik untuk desa kita tercinta. Semoga proses PILWU nanti bisa berjalan damai seperti kedamaian yang telah Rosul tebarkan di muka bumi. Sejukkan hati dan redam emosi dengan bersholawat. Dan semoga setelah PILWU tidak ada dendam dan nafsu yang membara, karena kita semua adalah saudara. Kebersamaan adalah nikmat yang lahir dari rasa saling menyayangi yang Allah Tanamkan dalam jiwa seorang Muslim.   

إِنَّ أَصْدَقَ الْڪَلَامِ وَخَيْرَ الْمَقَالِ، كَلَامُ اللهِ الْعَزِيْزِ الْمُتَعَالِ، وَخَيْرَ الْمُسْتَمِعِ مَنْ أَنْصَتَ وَمَالَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى وَبِقَوْلِهٖ يَـهْتَدِي الْمُهْتَدُوْنَ، وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْأٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَأَنْصِتُوْا لَعَلَّڪُمْ تُـرْحَمُوْنَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْاۖ وَاذْڪُرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ ڪُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖ إِخْوَانًاۚ وَّڪُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِّنْهَاۗ كَذٰلِكَ يُـبَيِّنُ اللهُ لڪُمْ أٰيَاتِهٖ لَعَلَّڪُمْ تَهْتَدُوْنَ. أل عمران: 103.

وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Jumat, 17 Juli 2015

KHUTBAH AWAL 'IDUL FITRI 1436 H

بسم الله الرحمن الرحيم
الخطبة الأولى لعيد الفطر
يكبر تسع مرات ثم يقول: لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد. الله أكبرُ عَدَدَ مَا صَامَ صَائِمٌ وَأَفْطَرَ، الله أكبر عَدَدَ مَا هَلَّلَ مُهَلِّلٌ وَكَبَّرَ، الله أكبر عَدَدَ مَا الْتَزَمَ الْمُلْتَزَمُ، الله أكبر عَدَدَ مَا أُفِيْضَ هُنَاكَ مِنْ عِبْرَةٍ وَنَدَمَ. الله أكبر الله أكبر الله أكبر ، لا إله إلا الله والله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد. الحمد لله الذي سَهَّلَ لِلعِباد طَريقَ العِبادةِ وَيَسَّرَ. وَأَفَاضَ عليهم مِنْ خَزَائنِ جُوْدِه التي لا تُحْصَرُ. وَجَعَلَ لهم عِـيْدًا يَعُوْدُ في كُلَّ عامٍ ويَتَڪَـرَّرَ. نَـقَّاهم بِه مِنَ الذُّنُوْب وَطَهَّرَ. أَحْمَدُه سبحانه على نِعَمِه التي لا تُحْصَرُ. وأشكره وهو الْمُسْتَحِقُّ لِأَنْ يُحْمَدَ ويُشْكَرَ. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له خَلَقَ فَقَدَّرَ، وأشهد أن سيدَنا محمدا عبدُه ورسولُه صاحِبُ اللِّوَاء وَالْكَوْثَرِ. اللهم صل وسلم، على النبي الطَّاهِرِ الْمُطَهَّرِ، سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه الْمُشَبَّهِيْنَ بِالْأَنْجُمِ حَوْلَ الْقَمَرِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّـهَا الْإِخْوَانُ، اِتَّـقُوا اللهَ فِي السِّرِّ وَالْعَلَانِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ هٰذَا الْيَوْمَ يَوْمُ السَّعِيْدِ، يَوْمُ الْعِيْدِ، لِمَنِ اتَّـقَى اللهَ فِيْمَا يُـبْدِي وَيُعِيْدُ.
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
Hadirin Jama’ah ‘Iidul Fithri  . رحمكم الله
Marilah kita senantiasa meningkatkan kuwalitas Iman dan Taqwa kita pada Allah سبحانه وتعالى. Baik secara rahasia maupun terang-terangan. Hari ini adalah hari raya ‘Idul Fithri. Hari berbahagia yang senantiasa dinanti oleh seluruh Umat Islam di segala penjuru dunia. Kebahagiaan yang hanya pantas diraih oleh mereka yang lulus dalam menghadapi ujian selama bulan Romadlon. Bahagia karena mereka meraih Rahmat dan Ampunan Allah serta terlepas dari siksa api neraka. Seperti sabda Nabi صل الله عليه وسلم:
من صام رمضانَ إيمانًا واحتسابًا غُفر له ما تقدَّم مِن ذنبه. أخْرَجَه: أحمد والبخاري ومسلم وأبو داود والترمذي والنسائي وابن ماجه وابن حبان عن أبي هريرة.
“Barang siapa yang berpuasa selama bulan Romadlon atas dasar Iman dan Ikhlas karena Allah maka akan diampuni baginya apa yang telah lewat dari dosa-dosanya.”
Terhapusnya dosa-dosa tersebut bukan karena hanya sekedar berpuasa, melainkan karena mereka selama bulan Romadlon mampu mengisinya dengan kebaikan-kebaikan dan menjaga hati dan seluruh anggota tubuh dari segala dosa. seperti sabdanya dalam sebuah riwayat yang lain:
من صام رمضانَ فعَرَفَ حُدودَه وتَحفَّظ مما ينبغى أن يَـتحفَّظ منه كُـفّر ما قبله. أخرجه: أحمد وأبو يعلى وابن حبان وأبو نعيم فى الحلية، والضياء والبيهقي في شعب الإيمان عن أبي سعيد.
“Barang siapa yang berpuasa selama bulan Romadlon, lantas memahami batasan-batasannya dan menjaga dari dosa-dosa yang semestinya ia jaga darinya, maka dileburlah dosa-dosa yang sebelumnya.”
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
Hadirin Jama’ah ‘Iidul Fithri  . رحمكم الله
Puncak keberhasilan dari apa yang kita lakukan selama Romadlon adalah meraih kebahagiaan Dunia dan Akhirat. Kebahagiaan yang hanya bisa didapat apabila kita memiliki kriteria yang ada dalam surat Al A’la ayat 14-15:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى (١٤) وَذَڪَرَ اسْمَ رَبِّهٖ فَصَلَّى (١٥)
“Sungguh berbahagia orang yang bisa membersihkan diri (dari sifat-sifat tercela) dan senantiasa mengingat Tuhannya lalu mendirikan Sholat.”
Sebagian ‘Ulama ahli tafsir mengartikan dua ayat tersebut dengan: “Sungguh berbahagia orang yang (setelah berpuasa) mengeluarkan zakat fithrah dan berdzikir (Takbiran) lalu melaksanakan Sholat ‘Iid berjama’ah.”
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
Hadirin Jama’ah ‘Iidul Fithri  . رحمكم الله
Zakat fithrah adalah langkah awal membentuk pribadi dermawan yang perduli terhadap sesama. Banyak Hikmah dari zakat fithrah yang kita keluarkan di hari raya ‘idul fithri, di antanya:
1.    Penghantar sampainya ibadah puasa kita di sisi Allah سبحانه وتعالى. Rosululloh صل الله عليه وسلم bersabda:   
صيامُ الرجلِ مُعلَّقٌ بين السماءِ والأرضِ حتى يُعْطِيَ صدقةَ الفطرِ. أخرجه: الدَّيْلَمى عن أنس.
“Puasa seseorang terkatung-katung di antara langit dan bumi sampai ia berikan zakat fithrah.”
2.    Penutup kekurangan-kekurangan kita selama berpuasa, seperti yang dikatakan oleh imam Waqi’ bin Al-Jarroh:
زكاةُ الفطرِ لِشهرِ رمضانَ كسجْدةِ السهوِ للصلاة تَجْبُر نُقصانَ الصومِ كما يَجبُر السجودُ نقصانَ الصلاةِ
“Zakat fithrah bagi puasa Romadlon bagaikan sujud sahwi bagi Sholat. Ia menutup kekurangan-kekurangan puasa seperti halnya sujud sahwi menutup kekurangan-kekurangan Sholat.”
3.    Membebaskan faqir miskin dari meminta-minta di hari raya. Sabda Rosululloh صل الله عليه وسلم:
أَغْنُوهُم عن الطوافِ في هذا اليومِ. أخرجه: الدارقطني وابن عدي والحاكم في علوم الحديث عن ابن عمر.
“Bebaskan mereka (kaum faqir miskin) dari berkeliaran (meminta-minta) di hari ini (hari raya).”
Dan masih banyak lagi hikmah-hikmah lainnya yang di antaranya adalah untuk membersihkan diri dan jiwa kita dari sifat kikir, Hubbuddunya (gila harta/materialistis), dan lain sebagainya.
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
Hadirin Jama’ah ‘Iidul Fithri  . رحمكم الله
            Zakat fithrah wajib hukumnya atas orang yang memiliki kelebihan dari kebutuhan makanan yang ia butuhkan untuk dirinya dan keluarganya pada malam dan siang lebaran.
Zakat fithrah dikeluarkan bagi orang yang menjumpai akhir dari bulan Romadlon dan awal dari bulan Syawal. Oleh karenanya, bayi yang lahir sebelum Maghrib malam lebaran dan orang yang meninggal dunia sesudah Maghrib malam lebaran wajib dikeluarkan zakat fithrahnya, karena mereka berjumpa dengan akhir Romadlon dan awal Syawal. Zakat fithrah tidak wajib dikeluarkan bagi bayi yang lahir sesudah Maghrib malam lebaran, karena ia hanya menjumpai awal Syawal. Begitupun tidak wajib bagi orang yang meninggal dunia sebelum Maghrib malam lebaran, karena ia hanya berjumpa dengan akhir dari Romadlon.
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
Hadirin Jama’ah ‘Iidul Fithri  . رحمكم الله
            Lantunan Takbir di malam lebaran adalah ungkapan kegembiraan atas kemenangan yang kita raih. Kemenangan atas pertarungan diri dengan nafsu selama sebulan penuh. Kemenangan yang akan terus-menerus kita raih andai kita mampu mengendalikan nafsu dan senantiasa hati kita mengingat Allah سبحانه وتعالى.
Romadlon telah melebur dosa-dosa kita terhadap Allah سبحانه وتعالى. Rasa benci, dendam kesumat, dan segala dosa yang berhubungan dengan manusia terkadang masih erat bercokol dalam hati. Oleh karena itu, kita disatukan dalam satu tempat untuk bersama-sama melaksanakn sholat ‘id berjamaah. Kita satukan jiwa dan rasa di hari berbahagia ini dengan saling bersalaman, saling memaafkan, dan saling mendo’akan. Mari kikis habis iri, dengki, dan benci. Mari kita hilangkan dendam dan permusuhan. Kita jadikan diri kita bersih laksana kain putih, suci laksana bayi. 
Inilah salah satu ma’na yang tersirat dari do’a yang sering kita ucapkan di hari raya:
مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ. تَقَـبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ. كُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ.
“Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang yang kembali fitrah dan memperoleh kebahagiaan. Semoga Allah menerima amal kita semua. Sepanjang tahun semoga kita senantiasa dalam kebaikan.”

إِنَّ أَصْدَقَ الْكَلَامِ وَخَيْرَ الْمَقَالِ، كَلَامُ اللهِ الْعَزِيْزِ الْمُتَعَالِ، وَخَيْرَ الْمُسْتَمِعِ مَنْ أَنْصَتَ وَمَالَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى وَبِقَوْلِهٖ يَـهْتَدِي الْمُهْتَدُوْنَ: وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْأٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَأَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُلا أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.