بسم الله الرحمن الرحيم
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَحْمُوْدِ بِقُدْرَتِهٖ، الَّذِيْ أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِأَنْوَاعِ النِّـعَمِ بِجُوْدِهٖ وَڪَرَمِهٖ. نَحْمَدُهٗ حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ الشَّاكِرِيْنَ عَلَى نِعَمِهٖ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهٗ لَا شَرِيْكَ لَهٗ. كُلُّ شَيْءٍ يَجْرِيْ بِقَضَائِهٖ وَقَدَرِهٖ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهٗ وَرَسُوْلُهٗ، الصَّادِقُ الْأَمِيْنُ فِيْ أَقْوَالِهٖ وَأَحْوَالِهٖ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ، عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ نِالْمَبْعُوْثِ مِنْ بَنِيْ هَاشِمٍ، أَفْضَلِ الْخَلْقِ عَلَى الْإِطْلَاقِ، جَاءَ مِنْ رَّبِّهٖ بِأَمْرٍ طِبَاقٍ، خَاتِمُ النُّـبُوَّةِ وَالرِّسَالَةِ بِيَدِهٖ. وَعَلَى أٰلِهٖ وَأَصْحَابِهٖ، وَالتَّابِعِيْنَ سُنَّتَهٗ إِلَى يَوْمِ لِقَائِهٖ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّـهَا الْحَاضِرُوْنَ، اتَّـقُوا اللهَ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّـقُوْنَ.
Hadirin
Sidang Jum’at رحمكم الله.
Marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas dan kuantitas Taqwa kita pada Allah سبحانه وتعالى. Sebab hanya Taqwalah yang akan membawa kita menuju kebahagiaan yang haqiqi. Allah سبحانه وتعالى berfirman dalam surat Ali ‘Imron
ayat 104:
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ أُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ
بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ.
أل عمران: ١٠٤
“Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru/mengajak kepada
kebaikan/ kesejahteraan, menyuruh kepada kebajikan/ma'ruf, dan mencegah dari kejahatan/kemunkaran. Dan Mereka adalah orang-orang yang
beruntung.”
Hadirin
Sidang Jum’at رحمكم الله.
Kalau kita pelajari, dalam ayat tersebut, Allah سبحانه
وتعالى menempatkan 3 komponen
Bangsa yang menjadi kunci dari sukses atau tidaknya Bangsa itu sendiri. 1.
Orang-orang menuntun kita menuju kesejahteraan Bangsa, yaitu para Pejabat,
Politisi, Pemimpin, atau Pengusaha. 2. Orang orang yang membimbing kita menuju
kekuatan spiritual (kebajikan / ma’ruf) dalam meniti hari menuju kebahagiaan
Haqiqi, yaitu para ‘Ulama, Ustadz, atau Kiyai. 3. Orang-orang yang bertanggung
jawab atas stabilitas keamanan, yaitu para penegak hukum.
Dari ketiga komponen bangsa tersebut, tidak ada tokoh
idola yang patut dijadikan contoh dan panutan selain baginda kita Nabi Besar Muhammad صلى الله عليه وسل. Selain seorang Rosul,
beliau juga seorang pemimpin yang arif dan bijaksana. Rosul seorang Kholifah
yang sangat sederhana dan senantiasa memikirkan rakyatnya. Kearifan dan
kebijakannya menghantarkan bangsa Arab menuju kesejahteraan yang merata pada
saat itu. Kesederhanaan dan kedekatannya dengan rakyat kecil menjadikan namanya
senantiasa dikenang sepanjang zaman. Sebagai penasehat spiritual beliau sangat
halus dan lembut dalam membimbing umat. Dalam mengajak kebajikan Rosul tidak menggunakan
kata-kata kotor, kasar, atau apapun yang bersifat profokasi yang melahirkan
radikalisme dan tindakan anarkih. Beliau juga seorang penegak hukum yang tegas dan
seorang perwira gagah berani yang disegani kawan maupun lawan.
Hadirin Sidang Jum’at رحمكم الله.
Tidak lama lagi kita akan merayakan pesta Demokrasi, yaitu pemilihan calon pemimpin Desa kita
tercinta. Marilah moment penting ini kita manfaatkan untuk mencoba
mengaplikasikan sifat-sifat Nabi Besar Muhammad صلى الله عليه وسل, sebagai bukti nyata kekaguman dan cinta kita
padanya. Siapapun calon pemimpin yang akan dipilih, dan siapapun calon pemilih,
marilah berpedoman pada 4 sifat yang dimiliki oleh Para Rosul;
1.
صديق (jujur/benar).
Siapapun calon pemimpinnya, tanamkan niat baik
dalam hati anda, untuk memimpin rakyat dalam kebenaran. Berprilakulah jujur dalam menarik simpati masyarakat. Patuhi prosedur dalam merekrut massa.
Bersiaplah untuk jujur dalam memimpin. Dan siapapun calon pemilih, pilihlah
calon pemimpin manapun yang menurut hati nuraninya akan bisa membawa kemajuan
desa ini. Pilihlah calon pemimpin atas dasar pilihan sendiri, bukan karena
adanya intimidasi atau tekanan dari fihak manapun. PILWU adalah hak setiap
warga yang berkepentingan. Siapapun tidak memiliki hak memaksakan pilihannya. Jangan
karena sesuatu hal lantas kita bertentangan dengan hati nurani, karena itu
berarti kita tidak jujur dengan diri kita sendiri. Rosululloh صلى
الله عليه وسلم bersabda:
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَـهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَـهْدِى إِلَى الْجَنَّةَ. الحديث. أَخْرَجَهٗ: أَحْمَدُ فِي مُسْنَدِهٖ وَالْبُخَارِي فِى الْأَدَبِ وَمُسْلِمٌ وَالتُّرْمُذِي عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ. حَدِيْثٌ حَسَنٌ.
“Tetaplah kamu dalam kejujuran.
Karena sesungguhnya kejujuran itu menunjukkaan jalan kebaikan. Dan sesungguhnya
kebaikan itu menunjukkan jalan ke syurga.”
2.
أمانة (kepercayaan/titipan).
Siapapun calon pemimpinnya, tanamkan
kepercayaan di hati masyarakat, bahwa anda siap untuk mengemban amanah dari
Allah, bisa dipercaya untuk membangun desa ini selangkah lebih maju. Jangan mengobral
janji kalau tidak ditepati dan hanya untuk mengelabui. Dan siapapun calon pemilih, pilihanmu adalah kepercayaanmu, tempatmu menitipkan masa depan. Ingatlah sabda
Rosul صلى الله عليه وسل:
لَا إِيمانَ لِمَنْ لَا أَمَانَةَ لَهٗ
وَلَا دِيْنَ لِمَنْ لَا عَهْدَ لَهٗ. الحديث. أخرجه: الطبراني عن ابن مسعود.
“Tidak ada iman bagi
orang yang tidak memiliki amanah, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak
menepati janji.”
3.
تبليغ (menyampaikan).
Siapapun calon pemimpinnya, bersiaplah untuk
menyampaikan amanah yang akan diembannya. Apapun yang sampai pada anda untuk
rakyat, jangan diputus di tengah jalan. Jangan biarkan, apa lagi membuat
kebocoran-kebocoran di segenap saluran pembangunan. Biarkan mata air sejahtera
mengalir deras tanpa adanya hambatan, hingga sampai pada titik terendah.
Tersenyumlah dikala melihat rakyat kecil merasakan kesegaran pagi, ketika
mereka mereguk sejuknya kesejahteraan hidup. Ingatlah firman Allah dalam surat
Annisaa` ayat 58:
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوْا الْأَمَانَاتِ
إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَن تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ.
الأية: النساء ٥٨
“Sesungguhnya Allah
menyuruh kalian semua untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,
dan (menyuruh kalian semua) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kalian semua menetapkan hukum dengan adil.”
Dan siapapun calon pemilih, sampaikanlah
kepercayaanmu dengan memilih salah satu calon yang bisa dipercaya untuk membawa
desa ini. Jangan ada yang golput, karena memiliki pemimpin yang amanah adalah
hakmu, dan memilihnya adalah kewajibanmu.
4.
فطانة (cerdas).
Siapapun calon pemimpinnya, pandai-pandailah
dalam menarik simpati masyarakat. Bersiap- siaplah untuk mengasah intelektual
dalam mengatur dan memanage desa ini. Anda takan mampu menyampaikan amanah
tanpa adanya kecerdasan. Kecerdasan dibutuhkan untuk memprogram pembangunan
demi kemajuan, bukan untuk membodohi rakyat kecil. Dan siapapun calon pemilih,
pandai-pandailah untuk memilih, siapa yang layak untuk memimpin desa ini.
Tentukan pilihan atas dasar pemikiran, bukan karena apa yang telah
didapatkan.
Hadirin Sidang Jum’at رحمكم الله.
PILWU bukan ladang perpecahan. PILWU adalah untuk memperkuat persatuan,
seperti bersatunya kita kala sholat berjamaah di masjid sekarang ini. PILWU
untuk menyatukan tujuan dalam kebersamaan, seperti kebersamaan kita kala
menghadap qiblat, berharap ridlo dan ampunan Tuhan, meski berbeda apa yang kita
kenakan. Pilihan boleh berbeda, tapi tujuan tetap sama, yaitu berharap
mendapatkan pemimpin yang terbaik untuk desa kita tercinta. Semoga proses PILWU
nanti bisa berjalan damai seperti kedamaian yang telah Rosul tebarkan di muka
bumi. Sejukkan hati dan redam emosi dengan bersholawat. Dan semoga setelah PILWU
tidak ada dendam dan nafsu yang membara, karena kita semua adalah saudara. Kebersamaan
adalah nikmat yang lahir dari rasa saling menyayangi yang Allah Tanamkan dalam
jiwa seorang Muslim.
إِنَّ أَصْدَقَ الْڪَلَامِ وَخَيْرَ الْمَقَالِ، كَلَامُ اللهِ الْعَزِيْزِ الْمُتَعَالِ، وَخَيْرَ الْمُسْتَمِعِ مَنْ أَنْصَتَ وَمَالَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى وَبِقَوْلِهٖ يَـهْتَدِي الْمُهْتَدُوْنَ، وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْأٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَأَنْصِتُوْا لَعَلَّڪُمْ تُـرْحَمُوْنَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْاۖ وَاذْڪُرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ ڪُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖ إِخْوَانًاۚ وَّڪُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِّنْهَاۗ كَذٰلِكَ يُـبَيِّنُ اللهُ لڪُمْ أٰيَاتِهٖ لَعَلَّڪُمْ تَهْتَدُوْنَ. أل عمران: 103.
وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar